Cara Mudah Budidaya Ikan Belut Organik Kualitas Tinggi

Cara Mudah Budidaya Ikan Belut Organik Kualitas Tinggi

Cara Mudah Budidaya Ikan Belut Organik Kualitas Tinggi

Hampir setiap orang suka memakan ikan yang satu ini, walaupun ia termasuk hewan yang hidup pada habitat yang menjijikkan yaitu lumpur di rawa dan sawah. Rasa suka ini disebabkan rasa dagingnya yang sangat gurih jika digoreng dan dihidangkan dengan sambal asam manis pedas. Tak heran jika menu belut goreng harganya lumayan mahal dan menjadi menu favorit di berbagai restorant.

Sebagai informasi, belut merupakan jenis ikan predatorcukup ganas yang hidup di lingkungan berlumpur rawa atau sawah. Ia bertahan dengan memakan ikan kecil, cacing, krustasea. Belut bahkan aktif di malam hari. Hewan ini mengambil oksigen langsung dari udara dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air, asalkan lingkungannya tetap basah. Belut bahkan mampu menyerap oksigen lewat kulitnya. 

Kebiasaan ikan belut adalah bersarang di dalam lubang berlumpur sambil menunggu mangsa yang lewat. Walaupun berasal dari daerah tropika, belut sawah diketahui dapat bertahan hidup melewati musim dingin dengan suhu sangat rendah. Kombinasi sifat-sifat yang dimiliki belut membuatnya menjadi hewan yang dianggap berbahaya bagi lingkungan yang bukan habitatnya.

Langsung saja, berikut saya bagikan cara mudah budidaya ikan belut organik kualitas tinggi:

Pemilihan bibit belut unggul

Anda bisa memperoleh bibit belut unggul dari hasil tangkapan atau hasil budidaya. Keduanya memiliki sisi kekurangan dan keunggulan secara masing-masing.

Bibit belut hasil tangkapan memiliki beberapa nilai minus, seperti ukuran yang tidak seragam serta kemungkinan terjadinya trauma pada bibit belut tersebut karena metode penangkapan. Namun demikian, kelebihan bibit hasil tangkapan adalah rasanya akan lebih gurih yang memungkinkah harga jualnya akan lebih baik.

Seperti halnya bibit dari tangkapan, bibit hasil budidaya juga memiliki sisi minus, seperti harga jualnya yang biasanya akan lebih rendah dari belut tangkapan. Adapun kelebihannya adalah ukuran bibit lebih seragam, serta tersedia dalam jumlah banyak dan setok terjamin. Sisi plus lainya, bibit hasil budidaya akan memiliki daya tumbuh yang relatif sama sebab berasal dari induk yang seragam.

Cara mendapatkan bibit belut dengan cara budidaya

Bibit belut hasil budidaya bisa dana dapatkan dengan cara memijahkan belut jantan dengan belut betina secara alami.

Berikut adalah kiat sukses pembibitan belut yang perlu anda ketahui. Bibit belut yang baik untuk budidaya belut hendaknya memiliki beberapa kriteria sebagaimana berikut:

a. Memiliki ukuran yang sama / seragam
Tujuan dari ukuran bibit yang seragam adalah untuk memudahkan pemeliharaan serta menekan risiko kanibalisme antar belut atau saling memangsa.
b. Memiliki  pergerakan yang aktif dan lincah
c. Tidak terdpat cacat / luka secara fisik
d. Terbebas dari penyakit

Budidaya belut untuk untuk tujuan pembesaran biasanya memerlukan bibit belut berukuran panjang 10 sampai 12 cm. Bibit sebesar ini memerlukan waktu pemeliharaan sekitar 3-4 bulan, hingga siap konsumsi. Untuk pasar ekspor yang menghendaki ukuran lebih besar, waktu pemeliharaan bisa mencapai 6 bulan.

Membuat kolam

Anda bisa melakukan budidaya belut dalam kolam permanen maupun semi permanen. Kolam permanen yang biasanya dipakai secara umum antara lain kolam tanah, sawah, dan kolam tembok. Adapun kolam semi permanen antara lain kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan jaring.

Sebaiknya anda membuat kolam tembok dengan menyesuaikan keadaan ruang serta kebutuhan. Ketinggian kolam berkisar 1 sampai 1,25 meter. Lubang pengeluaran dibuat menggunakan pipa yang agak besar untuk memudahkan sirkulasi air.

Kolam tembok yang baru anda buat sebaiknya dibiarkan kering terlebih dahulu selama beberapa minggu. Kemudian masukkanlah air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang. Lakukan pencucian beberapa kali agar bau semennya sirna.

Media tumbuh untuk budidaya belut

Pada alam bebas belut umumnya hidup di perairan berlumpur. Lumpur merupakan tempat perlindungan bagi belut. Dalam kolam budidaya pun, belut membutuhkan media tumbuh berupa lumpur.

Berikut adalah berbagai material yang bisa anda jadikan bahan membuat lumpur / media tumbuh buatan antara lain;

-lumpur sawah 
-kompos
-humus
-pupuk kandang 
-sekam padi
-jerami padi 
-pelepah pisang
-dedak
-tanaman air, dan 
-mikroba dekomposer

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat media tumbuh untuk budididaya belut:

1. Bersihkan lalu keringkan kolam. Lalu letakkan jerami padi yang telah dirajang pada dasar kolam setebal kurang lebih 20 cm.
2. Letakkan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami.
3. Tambahkanlah campuran pupuk kandang (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah humus setebal 20-25 cm, di atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut.
4. Siram lapisan media tumbuh tersebut dengan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer, misalnya larutan EM4.
5. Timbun dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh selama 1-2 minggu agar terfermentasi sempurna.
6. Alirkan air bersih selama 3-4 hari pada media tumbuh yang telah terfermentasi tersebut untuk membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras agar tidak erosi.
7. Langkah terakhir, genangi media tumbuh tersebut dengan air bersih. Kedalaman air 5 cm dari permukaan. Pada kolam tersebut bisa diberikan tanaman air seperti eceng gondok. Jangan terlalu padat.

Dari hasil proses di atas akan didapatkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60 cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk ditebar.

Menebar bibit belut dan pengaturan sirkulasi air

Ikan belut adalah ikan yang bisa dibudidayakan dengan kepadatan tinggi. Kepadatan tebar untuk bibit belut berukuran panjang antara 10-12 cm berkisar 50-100 ekor/m2.

Sebarankanlah bibit belut ketika pagi atau sore hari, tujuanya agar belut tidak stres. Bibit yang berasal dari tangkapan alam sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 1-2 hari. Proses karantina dilakukan dengan meletakkan bibit dalam air bersih yang mengalir. Berikan pakan berupa kocokan telur selama dalam proses karantina.

Perhatikanlah sirkulasi air dengan baik. Jangan terlalu deras (air seperti genangan sawah) yang penting terjadi sirkulasi air. Atur juga kedalaman air, hal ini berpengaruh pada postur tubuh belut. Air yang terlalu dalam akan membuat belut banyak bergerak untuk mengambil oksigen dari permukaan, sehingga belut akan lebih kurus.

Pemberian pakan belut

Belut adalah ikan rakus. Sebaiknya jangan sampai terlambat memberi makan mereka. Keterlambatan dalam memberikan pakan bisa berakibat fatal. Terutama pada belut yang baru ditebar.

Anda harus menyesuaikan takaran pakan berat populasi belut. Secara umum belut membutuhkan jumlah pakan sebanyak 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari.

Berikut kebutuhan pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg:

-Umur 0-1 bulan: 0,5 kg
-Umur 1-2 bulan: 1 kg
-Umur 2-3 bulan: 1,5 kg
-Umur 3-4 bulan: 2 kg

Anda tidak perlu pusing sebab pakan belut bisa berupa pakan hidup atau pakan mati. Pakan hidup bagi belut yang masih kecil (larva) antara lain zooplankton, cacing, kutu air (daphnia/moina), cacing, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan belut yang telah dewasa bisa diberi makanan berupa ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, bekicot, belatung, dan keong. Frekuensi pemberian pakan hidup dapat dilakukan 3 hari sekali.

Untuk pakan mati bisa diberikan bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan kepiting yuyu, atau pelet. Pakan mati untuk budidaya belut sebaiknya diberikan setelah direbus terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan mati bisa 1-2 kali setiap hari.

Belut binatang nokturnal sehingga pemberian pakan akan lebih efektif pada sore atau malam hari. Kecuali pada tempat budidaya yang ternaungi, pemberian pakan bisa dilakukan sepanjang hari.

Panen raya belut

Sejauh ini tidak terdapat patokan secara jelas seberapa besar ukuran belut dikatakan siap konsumsi. Secara umum pasar domestik biasanya menghendaki belut berukuran lebih kecil, sebaliknya pasar ekspor menghendaki ukuran yang lebih besar. Untuk pasar domestik, lama pemeliharaan pembesaran berkisar 3-4 bulan, sedangkan untuk pasar ekspor 3-6 bulan, bahkan bisa lebih, terhitung sejak bibit ditebar.

Terdapat 2 metode pemanenan belut, yaitu panen sebagian dan panen total. Panen sebagian dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut, kemudian belut yang masih kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali. Adapun pemanenan total biasanya dilakukan pada budidaya belut intensif, dimana pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam.

Comments